Sejarah pentingnya kota Yerusalem bagi umat Islam bermula dengan masa dimana nabi Muhammad SAW yang dipercaya oleh umat Muslim sebagai nabi terakhir berkelana menuju Yerusalem menggunakan Buraq, sebuah jenis kuda yang didatangkan dari surga dan dapat bergerak dengan sangat cepat. Awalnya, yang menjadi kiblat bagi umat Muslim saat menunaikkan ibadah Shalat 5 waktu adalah Yerusalem dan bahkan masjid-masjid yang pertama kali dibuat di Madinah semuanya menghadap ke arah Yerusalem, baru pada tahun 625 kiblat dipindahkan arahnya menjadi Ka’bah di Mekah. Beberapa sahabat nabi Muhammad SAW juga tinggal di Yerusalem, dan ketika meninggal dunia memilih untuk dikebumikan di tempat suci tersebut.
Pentingnya Yerusalem Bagi Umat Beragama Islam
Sebelum masuk ke dalam pembahasan tentang sejarah pentingnya kota Yerusalem bagi umat Islam, ada baiknya kita mengetahui mengapa kota tersebut menjadi penting. Dalam Islam, Yerusalem merupakan sebuah Tanah Suci yang menjadi tempat berdirinya masjid al-Aqsa. Masjid yang didirikan pada situs Kuil Kedua (sebuah kuil suci bagi kaum Yahudi yang ada di Bukit Kuil Yerusalem, menggantikan keberadaan Kuil Pertama yang hancur pada tahun 586 sebelum masehi) ini merupakan tempat paling suci ketiga bagi penganut Sunni setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjidil Nabawi di Madinah.
Sejarah pentingnya kota Yerusalem bagi umat Islam sebenarnya sudah dimulai pada masa pra-Muhammad dimana kota tersebut sering diasosiasikan dengan nabi-nabi sebelum nabi Muhammad SAW seperti Daud, Sulaiman, Ilyas, dan Isa (Yesus). Selain itu, kota ini juga sempat menjadi kiblat bagi umat Islam yang menunaikan ibadah Shalat sebelum diubah arahnya menjadi menghadap Ka’bah di Mekah. Di dalam al-Qur’an juga diceritakan bahwa nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj menggunakan Buraq dalam satu malam ke Yerusalem meskipun memang tidak pernah secara gamblang menyebutkan bahwa tempat yang dituju ialah Yerusalem. Meski begitu, beberapa tafsir menyebutkan bahwa kalimat “Masjid terjauh” (masjidil Aqsa) merujuk kepada sebuah lokasi suci di Yerusalem tempat masjid tersebut berdiri. Dalam sebuah hadis juga diceritakan nabi Muhammad SAW berkata bahwa ketika kaum Quraish tidak mempercayai perjalanan yang ia alami, Allah menunjukkan Yerusalem di hadapan nabi Muhammad SAW dan ia kemudian memaparkan kondisi Yerusalem saat itu. Hal ini semakin menguatkan sejarah pentingnya kota Yerusalem bagi umat Islam.
Pendudukan Kota Yerusalem Oleh Umat Muslim
Jatuhnya kota Yerusalem ke dalam pemerintahan Islam terjadi ketika adanya penaklukkan besar-besaran oleh tentara Muslim yang dipimpin Umar bin Khattab pada tahun 638. Remodulasi yang dilakukan terjadi dengan basis sebuah narasi dalam Islam bahwa ada sejarah pentingnya kota Yerusalem bagi umat Islam di mana dipercayai bahwa kota tersebut memiliki kepentingan kosmologi dengan ciptaan-ciptaan Allah. Terdapat beberapa perdebatan tentang kapan Yerusalem menjadi penting bagi umat Islam di mana beberapa orang percaya hal tersebut dimulai ketika nabi Muhammad SAW menginstruksikan umatnya untuk menghadap ke arah Yerusalem saat mereka sedang melakukan Shalat 5 waktu. Meski begitu, nabi Muhammad SAW dengan perintah dari Allah kembali menginstruksikan umatnya untuk mengganti arah mereka Shalat ke Ka’bah di Mekah. Sejatinya, sejarah pentingnya kota Yerusalem bagi umat Islam baru benar-benar meningkat ketika Abdullah bin Zubayr pada tahun 682 melakukan sebuah pemberontakan terhadap pemimpin Islam di Damaskus dan berhasil menguasai Mekah demi menghalangi ziarah suci umat Islam ke tempat tersebut.
Pada tahun 638, kekhalifahan Islam mulai merentangkan sayapnya menuju Yerusalem. Dari pendudukan Arab inilah kaum Yahudi kembali diperbolehkan tinggal di kota. Meskipun pada waktu pendudukan Yerusalem oleh Arab mayoritas penduduknya masih beragama Kristen, sekitar 300.000 hingga 400.000 masyarakat Palestina pada waktu itu masih menganut kepercayaan Yahudi. Menurut beberapa ilmuwan Muslim yang di dalamnya termasuk Mujir ad-Din, al-Suyuti, dan al-Muqaddasi, masjid al-Aqsa direkonstruksi dan diperbesar pada masa khalifah Abdul Malik tahun 690 bersamaan dengan Kubah Batu. Guy le Strange juga mengklaim bahwa Abdul Malik menggunakan bahan-bahan dari sebuah gereja yang sudah hancur untuk membuat Masjid tersebut.
Sejarah pentingnya kota Yerusalem bagi umat Islam pada masa khalifah berawal dari kekhalifahan Rashidun dimana Umar bin Khattab menandatangani sebuah perjanjian dengan seorang Sophronius yang menjanjikan bahwa dibawah kepemimpinannya, umat Kristen Yerusalem akan dilindungi, begitu juga dengan situs-situs suci mereka di kota itu. Pada masa kekhalifahan Umayyad, Abdul Malik mengomisikan konstruksi Kubah Batu di akhir abad ke-7. Menurut sejarawan abad ke-10, Abdul Malik dipercaya membangun Kubah Batu demi berkompetisi dengan kemegahan gereja-gereja yang ada di Yerusalem. Kekhalifahan Fatimid bekerja dengan cara berbeda dimana pemimpin masa itu mengusir populasi Kristen asli sebelum Yerusalem dikuasai oleh para crusader yang menghabisi seluruh umat Muslim dan Yahudi di kota tersebut.
Titik terpenting bagi umat Islam di Yerusalem adalah masjidil Aqsa yang juga dikenal sebagai Bayt al-Muqaddas, salah satu situs paling suci dalam kepercayaan Islam yang kini terletak di Kota Tua Yerusalem. Situs tempat masjid ini berdiri bersama Kubah Batu yang dikenal dengan nama al-Haram ash-Sharif yaitu Bukit Kuil yang juga menjadi tempat tersuci dalam Judaisme karena di tempat itu dulu berdiri sebuah Kuil sebelum dihancurkan oleh pasukan Romawi pada tahun 70. Masjid ini juga dipercaya menjadi tempat dimana nabi Muhammad SAW dipindahkan dari Mekah selama Isra’ Mi’raj dengan menggunakan Buraq. Terlepas dari segala masalah kekhalifan dan pembunuhan masal oleh pasukan dari negara lain, Masjidil Aqsa tetap menjadi pusat sejarah pentingnya kota Yerusalem bagi umat Islam.